Recent Posts

Total Tayangan Halaman

◾Tehnik pembuatan pakan ikan.

 

Tehnik pembuatan pakan ikan.

Jika semua bahan baku dibeli dalam bentuk tepung, berarti pembuatan pakan lele tidak dimulai dengan pengolahan bahan menjadi tepung, tetapi langsung melakukan proses pencampuran, pencetakan dan pengeringan. Pakan untuk ikan dibagi menjadi beberapa bentuk yang disesuaikan dengan ukuran ikan peliharaan. Ada 4 tipe bentuk pakan untuk ikan budi daya, yaitu bentuk powder (serbuk) untuk larva, bentuk flake (serpihan) dan crumble (remahan) untuk benih, dan pelet untuk ikan yang berukuran lebih besar.


Pembuatan pakan skala industri yang menggunakan mesin pencetak berukuran besar dapat mencetak beberapa ukuran dan bentuk pakan sekaligus, dari ukuran powder hingga pelet. Sementara itu, untuk usaha skala kecil harus disediakan beberapa buah alat pencetak sesuai dengan kebutuhan atau bentuk dan ukuran pakan yang hendak diproduksi. Alat pencetak pakan yang paling sederhana adalah penggiling daging atau rempah-rempah.



1.pembuatan pakan lele sekala kecil.

Proses pembuatan pakan gurami skala kecil dimulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan (pembersihan,
penggilingan, pengayakan, penimbangan, pencampuran), pencetakan dan pengeringan. Pakan buatan untuk lele yang dihasilkan dalam bentuk kering (dry pellet) dengan kadar air 8-12%. 
Proses pembuatan pakan buatan kering skala kecil dan sekala besar tidak berbeda secara prinsipil, yang membedakan biasanya pada alat yang digunakan. Pembuatan pelet skali besar menggunakan peralatan serba mesin. 

Pengeringan pelet dapat memanfaatkan sinar matahari ataupun oven (lemari pengering). Proses pembuatan pelet kering secara bertahap sebagai berikut. 

Bahan-bahan yang akan digunakan, disiapkan sesuai dengan formula. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut dihaluskan (digiling) untuk memperkecil gumpalan atau bongkahan sehingga permukaannya menjadi lebih luas. Pada saat penghalusan, seringkali laju oksidasi bahan baku meningkat karena permukaan partikel semakin luas sehingga memudahkan kontak dengan oksigen di udara. Oleh karena itu, zat antioksidan seringkali ditambahkan pada saat proses ini berlangsung. Penambahan antioksidan dalam proses ini dimksudkan untuk meningkatkan stabilitas bahan terhadap oksidasi udara dan mengurangi tingkat oksidasi selama proses penghalusan, dan memperbesar tingkat pencampuran zat antioksidan yang jumlahnya tidak terlalu besar secara merata ”hingga stabilitas produk akhir terhadap proses oksidasi
menjadi lebih terjamin. 

Penghalusan/penggillngan bahan baku dapat dilakukan dengan menggunakan alat penumbuk padi, alat penggiling, mesin penepung (hammer mill) atau grinder yang digerakkan dengan tenaga llstrik. Bahan baku yang telah digiling kemudian diayak dengan menggunakan ayakan kawat,ayakan nilon, ayakan kopi dan laln-lain. Ukuran ayakan yang
digunakan disesuaikan kebutuhan stadia ikan yang akan diberikan. Semakin kecil stadia ikan, semakin halus partikel bahan baku yang akan dibuat pakan. Untuk itu dapat diatur dengan mengatur ukuran mata ayakan yang digunakan. 
Bahan baku yang telah berbentuk tepung ditimbang sesuai dengan formula. Untuk bahan baku dalam jumlah besar digunakan timbangan kodok, sedangkan untuk bahan baku dalam jumlah kecil, seperti vitamin dan mineral, digunakan timbangan halus agar lebih teliti. 
Selanjutya bahan-bahan tersebut dicampurkan secara merata dan homogen agar seluruh bagian pakan yang dihasilkan mempunyai komposisi zat gizi yang merata dan sesuai dengan formulasi. Pencampuran bahan-bahan dilakukan secara bertahap mulai dari bahan yang volumenya paling besar hingga bahan yang volumenya paling kecil. Pencampuran bahan baku dalam jumlah kecil dapat dilakukan pada wadah dan pengadukannya dapat dilakukan dengan tangan. Pencampuran bahan baku dalam jumlah besar sebaiknya menggunakan alat bantu, seperti mixer. Pencampuran dengan menggunakan mixer membutuhkan waktu 5-10 menit. 
Setelah bahan baku dicampur, tahap selanjutnya dilakukan pencetakan pakan sesuai dengan kebutuhan bentuk dan ukuran pakan. Pencetakan pakan bentuk pelet dapat menggunakan alat sederhana, misalnya gilingan daging atau mesin pelet. Dalam pencetakan pelet dengan gilingan daging, bahan baku harus dicampur dengan air secukupnya, sehingga berbentuk adonan seperti pasta. 
Selanjutnya, dikukus beberapa saat agar bahan perekat dapat mengikat bahan baku yang lain atau dapat juga dengan mencampurkan bahan yang kering dengan perekat (binder) yang telah dijadikan bubur. Bisa juga bahan baku diseduh dengan air panas secukupnya dan aduk kembali agar bahan campuran tersebut berbentuk pasta. Setelah itu, bahan yang berbentuk pasta dicetak dengan menggunakan pencetak dari gilingan daging.
Bahan baku yang telah dicetak menjadi pelet dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan secara alami dengan bantuan sinar matahari dan atau secara mekanik dengan menggunakan oven (lemari pengering). Pelet yang telah kering siap diberikan kepada gurami budi daya atau disimpan dalam wadah yang tidak lembap. 
Pembuatan pelet yang lebih cepat dapat menggunakan mesin pelet (CPM Pellet mill). Semua bahan baku harus dalam bentuk kering. Dengan bahan baku kering dapat dicetak pakan bentuk crumble (remah) dengan menggunakan mesin crumble. Untuk menghasilkan pakan bentuk powder (tepung). dapat digunakan mesin penghalus (micropulvirizer), sedangkan untuk menghasilkan pakan bentuk flake (serpihan) dapat digunakan Electrosteam double drum dryer.

2.Pembuatan pakan lele sekala industri.
Prinsip pembuatan pakan lele, pakan ikan atau udang skala industri yang dilakukan di pabrik-pabrik tidak berbeda dengan pembuatan pakan skala kecil. Perbedaannya terletak pada alat yang digunakan. Pembuatan pakan di pabrik menggunakan mesin-meain berukuran besar dan canggih sehingga pakan yang dihasilkannya pun sangat banyak dalam waktu yang pendek.

Biasanya industri-industri pakan yang maju telah berjaringan dengan beberapa perusahaan atau unit-unit usaha tertentu dalam pengadaan bahan baku. Dengan demikian, sistem produksi yang dibangun dan target produksi untuk mengisi kebutuhan pasar tidak mengalami banyak hambatan.

Pembuatan pakan dimulai dengan menghaluskan bahan baku. Bahan baku yang masih kasar dimasukkan ke mesin penggiling/mesin penghancur. Dengan perantaraan fan maka bahan baku digiling, kemudian dihisap dan masuk pada mesin separator. Dari tempat ini, serbuk yang sudah digiling akan terpisah menjadi bagian yang lebih halus dan agak kasarPada bagian filter siap menampung bagian yang halus dan kasar kembali ke mixer. Dari bagian filter, serbuk yang sudah tertahan dengan alat filter akan terhisap oleh fan dan dikompresikan sehingga dapat masuk ke Iviix Bin. Dalam proses operasionalnya, biasanya sekitar 50% dari jumlah bahan baku yang masih kasar akan melalui proses penghancuran hingga menjadi tepung dan masuk ke dalam Mix Bin dengan perantaraan screw conveyor dan bucket elevator.

Setelah proses penggilingan selesai, dari tempat penampungan akan masuk ke Mix Bin, kemudian diturunkan ke mixer (alat pencampur). Mesin mixer ini mengaduk tepung dan serbuk yang sudah digiling halus. 
Ada dua jenis mixer berdasarkan posisi porosnya, yaitu mixer yang diletakkan berdiri (vertical feed mixer) dan mixer yang diletakkan mendatar (horizontal fired mixer). Perbedaan mixer vertikal dan horisontal terletak pada perbedaan konstruksi, khususnya posisi dan bentuk lubang pemasukan dan pengeluaran bahan pakan. Pada mixer horisontal lubang pemasukan bahan pakan di bagian atas dan lubang pengeluaran di bawah.
Mixer yang diletakkan berdiri umumnya digunakan pada usaha pembuatan pakan ikan dan udang skala kecil dengan kapasitas produksi terbatas, selain frekuensi operasionalnya terputus-putus. Kapasitas mixer ini adalah 1-2 ton sekali pencampuran. Prinsip kerja mixer vertikal adalah mencampur bahan pakan secara merata.

Mixer vertikal dilengkapi dengan elektro motor yang berfungsi sebagai penggerak mesin pencampur komposisi pakan. Pegas pengantar yang dihubungkan dengan tali pemutar dari poros elektro motor. Kipas pengaduk yang berfungsi mencampur pertama bahan-bahan pakan. Lubang tempat memasukkan bahan makanan yang akan diaduk, sehingga bahan-bahan tidak perlu dimasukkan dari atas dan silinder yang berfungsi mencampur secara merata dan sempurna bahan pakan.

Pada umumnya mixer horisontal digunakan pada usaha pembuatan pakan skala besar. Kapasitas terpasang 23 ton per sekali pencampuran. Mixer ini dipasang menyatu dalam sistem prosesing, sehingga operasionalnya berlangsung tarus-menerun dalam frekuensi tinggi. 
Umumnya mixer ini mempunyai sebuah sumbu as memanjang di bagian tengah. Perputaran as akan mengaduk bahan pakan yang ada dl dalamnya dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Bentuk lilitan lempengan yang melingkari sumbu as dapat berbeda, tetapi pada prinsipnya akan mempunyai pola perputaran yang sama. Mekanisme proses pemasukan bahan pakan dan pengeluaran dari alat pencampur dapat secara manual atau dorongan tekanan udara yang dihasilkan kompresor.

Mixer horisontal memungkinkan penggunaan bahan pakan bentuk cair yang sebelumya telah dipanaskan untuk pemanfaatan uap panas dalam proses peletting. Mixer horisontal juga dilengkapi dengan saluran khusus untuk proses penambahan, seperti untuk premiks maupun bahan pakan bentuk cair. Penambahan dilakukan pada waktu as berputar, sehingga mampu meningkatkan kesempurnaan penyebaran bahan pakan yang kuantitasnya jauh lebih sedikit dibandingkan keseluruhan bahan makanan.

Setelah tercampur dengan baik, kemudian diberi air dan minyak sesuai dengan kadar yang dikehendaki. Setelah diketahui presentase kadar airnya, dengan perantaraan screw conveyor dan bucket elevator, serbuk tersebut dimasukkan ke dalam pelet bin. Serbuk pelet yang terdapat pada penampungan akan ditarik dan masuk ke dalam tabung silinder pemanas. Setelah diketahui derajat suhu yang dikehendaki maka serbuk tersebut dimasukkan ke dalam mesin pelet. Pada alat tersebut akan terbentuk butiran-butiran pelet yang ukurannya disesuaikan dengan jenis yang dikehendaki. Butiran pelet dimasukkan ke dalam mesin pemanas (post conditioner). Melalui proses tersebut butiran pellet akan turun ke tempat penampungan dan didinginkan dengan perantaraan fan, kemudian masuk ke tempat ayakan pemisah dan akan turun ke tempat penampungan akhir yang siap di-packlng...






    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar

Bila ada pertanyaan silahkan masukkan komentar...