Tentang kualitas air yang baik untuk habitat ikan lele.
Seperti dikemukakan di atas, kualitas air merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budi daya lele. Pakan yang cukup dan bermutu tidak akan berguna jika lingkungan hidup ikan (air) tidak dalam kondisi optimum.
Beberapa parameter air yang digunakan untuk mengukur kualitas air sebagai berikut.
1.oksigen.
Dilihat dari jumlahnya, oksigen (O2) terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen.
1.oksigen.
Dilihat dari jumlahnya, oksigen (O2) terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah yang sangat banyak, yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen.
Namun, jika dilihat dari segi kepentingan untuk budi daya
ikan, oksigen menempati urutan teratas. Oksigen yang
diperlukan ikan untuk pernapasan harus terlarut dalam air.
ikan, oksigen menempati urutan teratas. Oksigen yang
diperlukan ikan untuk pernapasan harus terlarut dalam air.
Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga jika ketersediaanyna di dalam air tidak mencukupi kebutuhan ikan budi daya, akan menyebabkan aktivitas ikan terhambat.
Menurut Zonncveld et al. (1991) kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen dalam suatu lingkungan bagi ikan dari spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan Struktur molekul sel darah ikan, yang memengaruhi hubungan antara tekanan parsial oksigen dalam air dan
derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah.
derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah.
Ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran bahan bakarnya (makanan) untuk menghasilkan aktivitas, seperti aktivitas berenang. pertumbuhan, reproduksi dan sebaliknya.
Oleh sebab itu. ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan,konversi pakan,demikian juga laju pertumbuhan bergantung pada oksigen, dengan ketentuan faktor kondisi lainnya adalah optimum. Meskipun beberapa jenis ikan,termasuk lele mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen 3pppm namun konsentrasi minimum yang masih dapat ditarima sebagian besar spesies ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsentrasi oksigen di bawah 4 ppm ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makan ikan mulai menurun.
Untuk pemeliharaan ikan intensif, konsentrasi oksigen yang baik antara 5-7 ppm.
Ikan lele dapat tumbuh optimal pada perairan yang kandungan oksigennya antara 3-5 ppm. Pada kandungan oksigen di bawah 3 ppm pun lele masih dapat tumbuh dengan baik, karena lele mampu mengambil oksigen langsung dari udara, karena lele mempunyai alat pernafasan tambahan yang disebut labyrinth. Labyrinth adalah selaput tambahan yang berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang pertama. Didalam Selaput ini terdapat pembuluh darah kapiler yang memungkinkan lele mengambil oksigen langsung dari udara. Namun, pada perairan yang oksigennya rendah, ternyata beberapa penyakit berkembang dengan balk.
2.suhu air.
Suhu memengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran organisme baik di lautan maupun di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan
Ikan. Secara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan ikan bahkan menyebabkan kematian jika peningkatan suhu sampai ekstrim (drastis). Sifat ikan yang poikilotermis (suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air di sekitarnya) mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme setelah air mengalami penurunan suhu.
Distribusi suhu secara vertikal perlu diketahui karena akan memengaruhi distribusi mineral dalam air karena kemungkinan terjadi pembalikan lapisan air. Suhu air akan memengaruhi juga kekentalan (viskositas) air. Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah. Seperti diketahui daya angkut darah akan lebih rendah pada suhu tinggi. Suhu juga memengaruhi selera makan ikan. Ternyata ikan relatif lebih lahap makan pada pagi dan sore hari sewaktu suhu air berkisar antara 27“C-28°C. Ikan lele tumbuh dengan baik pada suhu 24°C-280C. Gurami sangat sensitif terhadap suhu rendah sehingga jika dipelihara dalam air dengan suhu kurang dari 15“C ikan ini tidak dapat berkembang biak.
Ikan. Secara umum laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan ikan bahkan menyebabkan kematian jika peningkatan suhu sampai ekstrim (drastis). Sifat ikan yang poikilotermis (suhu tubuh ikan dipengaruhi oleh suhu air di sekitarnya) mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme setelah air mengalami penurunan suhu.
Distribusi suhu secara vertikal perlu diketahui karena akan memengaruhi distribusi mineral dalam air karena kemungkinan terjadi pembalikan lapisan air. Suhu air akan memengaruhi juga kekentalan (viskositas) air. Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya angkut darah. Seperti diketahui daya angkut darah akan lebih rendah pada suhu tinggi. Suhu juga memengaruhi selera makan ikan. Ternyata ikan relatif lebih lahap makan pada pagi dan sore hari sewaktu suhu air berkisar antara 27“C-28°C. Ikan lele tumbuh dengan baik pada suhu 24°C-280C. Gurami sangat sensitif terhadap suhu rendah sehingga jika dipelihara dalam air dengan suhu kurang dari 15“C ikan ini tidak dapat berkembang biak.
Hubungan antara suhu air dan kandungan oksigen terlarut.
Suhu air(°C) | Kandungan oksigen terlarut (ppm) |
0 | 14,18 |
5 | 12,34 |
10 | 10,92 |
15 | 9,79 |
20 | 8,88 |
25 | 8,12 |
30 | 7,48 |
Suhu sangat berkaitan erat dengan konsentrasi oksigen terlarut dalam air dan konsumsi oksigen hewan air. Suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi jenuh oksigen terlarut (Tabel di atas), tetapi berbanding lurus dengan laju konsumsi oksigen hewan air dan laju reaksi kimia dalam air.
Pergantian atau pencampuran air merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh suhu tinggi. Suhu air di kolam cenderung lebih tinggi dari suhu air di sungai, waduk atau sumber air lainnya karena perbedaan volume Pergantian air yang diupayakan untuk pengenceran metabolit sekaligus dapat memengaruhi suhu tinggi. Secara tradisional, petani ikan membuat caren untuk tempat berlindung ikan budi daya di saat suhu air tinggi.
Tidak ada komentar:
Write komentar