Recent Posts

Total Tayangan Halaman

◾Membuat pakan ikan lele sendiri.

 

Membuat pakan ikan lele sendiri.

​pembuatan pakan ikan lele dapat dilakukan dalam 
skala kecil (skala usaha rumah tangga) maupun skala
besar (skala industri). Karenanya pembudi daya lele pun" dapat membuat pakan sendiri dengan memanfaatkan bahan baku yang tersedia di sekitar lokasi, tanpa harus membeli pakan yang dijual di toko-toko. Namun demikian, perlu pertimbangan yang cermat, terutama terkait efektif dan efisiennya.

Pengolahan bahan baku.

Bahan baku untuk pakan ikan lele dapat berasal dari bahan baku impor dan bahan baku lokal. Bahan baku impor untuk pakan biasanya telah berbentuk tepung, seperti tepung ikan, tepung daging, tepung darah, tepung kedelai dan lain-lain. Dengan demikian, bahan-bahan tersebut tidak memerlukan pengolahan lagi, tetapi langsung dicampur untuk dibuat pakan. Walaupun demikian, harga bahan baku impor relatif mahal.
Hal ini berbeda dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang tersedia di sekitar lokasi budi daya, yang umumnya masih tersedia dalam bentuk bahan mentah, seperti ikan rucah, kepala udang, limbah kodok, biji kedelai, daun lamtoro, daun singkong dan lain-laln. Karena itu, bahan-bahan baku tersebut perlu diolah lebih dulu menjadl tepung, baru kemudian digunakan. 

Proses pengolahan bahan baku menjadi tepung antara satu dengan yang lainnya tidak berbeda, yaitu pembersihan bahan baku, pemasakan, pengeringan dan penepungan.

Pada bagian ini, tidak akan dibahas proses pengolahan semua bahan baku. Cukup dikemukakan proses pengolahan bahan baku ikan menjadi tepung ikan. Tepung ikan merupakan bahan baku sumber protein yang baik bagi ikan dan udang budl daya karena mempunyai nilai kecernaan yang tinggi, sekitar 80-95%. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan tepung ikan adalah sejak penangkapan sampai pengeringan, di mana ikan yang digunakan sebagai bahan baku tepung ikan mengalami penurunan mutu sebelum dikeringkan. Hal ini mengakibatkan mutu tepung ikan menurun karena terjadi penguraian asam amino dan asam lemak yang dlkandungnya. Kendala lain yang dihadapi adalah menlngkatnya harga ikan rucah, akibatnya ikan rucah yang dahulunya digunakan hanya sebagai pakan ternak, sekarang menjadi konsumsi manusia. Namun demikian, pemanfaatan lkan rucah sebagal bahan baku pakan masih memungkinkan karena harganya berkisar antara Rp2000,00-Rp3.000,00/kg masih di bawah harga tepung ikan impor. Potensi ikan rucah di Indonesia pun masih cukup besar. Di Sulawesi Selatan saja, ikan rucah jenis teri mencapai 14.900 ton/tahun, tembang 22.600 ton/ tahun dan pepetek 7.600 ton/tahun. Ikan mentah kebanyakan mengandung enzim thiaminase dalam tubuhnya yang dapat merusak thiamln (Vitamin Bl) dalam tubuh ikan tersebut. Tetapi thiaminase ini dapat dihancurkan dengan cara memasak ikan mentah pada suhu 88-93°C selama 1-2 menit atau kurang lebih 5 menit pada suhu 82°C. Proses pengolahannya sebagai berikut. 
a.
Pertama, peralatan yang digunakan harus dicuci bersih. Setelah itu ikan yang akan dibuat tepung dicuci dengan air bersih kemudian disortir. Ikan yang berukuran besar sebaiknya dipotong-potong menjadi ukuran kecil untuk mempercepat pemasakan dan mempermudah pengeringan maupun penepungan. 
b.
Setelah itu, ikan dimasak (direbus) dengan menggunakan wadah berupa drum kapasitas 50-75 kg. Tempat pemasakan sebaiknya dipilih wadah yang mudah diangkat dan dipindahkan. Lama pemasakan sangat bergantung pada besarnya api, tetapi waktu yang dijadikan pedoman sekitar 30 menit. Untuk menghemat biaya, sebaiknya digunakan bahan bakar yang mudah diperoleh di sekitar lokasi, seperti ranting kayu, briket batu bara atau minyak tanah. 
c.
Setelah proses pemasakan selesai, segera dilakukan pengepresan untuk menurunkan kadar air dan minyak yang terdapat di dalam bahan baku. Pengepresan dapat dilakukan secara manual dengan alat sederhana berupa dongkrak mobil atau alat hidrolik dengan kompresor listrik atau minyak. Pengepresan dilakukan pada waktu lkan masih basah dalam keadaan panas sehingga air dan minyak lebih mudah keluar. Lama pengepresan sekitar 10-15 menit. 
d.
Setelah proses pengepresan, ikan kemudian dikeringkan dengan cara dijemur atau dioven. Pengeringan yang dilakukan dengan cara penjemuran, maka selama penjemuran, sesekali ikan dibalik agar pengeringan lebih merata dan sempurna.
Proses pengeringan dilakukan sampai matang, dan tidak berlebihan karena dapat merusak kandungan nutrisi yang ada di dalam bahan baku. 
e.
Selanjutnya dilakukan penepungan. Penepungan dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti penumbuk padi, penggiling kopi, grinder yang digerakkan tenaga listrik atau diesel, dan atau alat khusus untuk penepungan ikan. Bahan yang telah menjadi tepung Ikan, dapat langsung digunakan untuk pembuatan pakan ikan atau disimpan ke dalam wadah atau kantong. 

Proses pengolahan bahan baku lain yang masih mentah, seperti kepala udang, limbah kodok, biji kedelai, daun lamtoro, daun singkong dan lain-laln untuk menjadi tepung siap pakai, juga tidak berbeda secara prinsipil. Yang perlu diperhatikan adalah setiap proses dilakukan secara bersih, matang dan ekonomis. 


​Baca juga:



    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar

Bila ada pertanyaan silahkan masukkan komentar...