Recent Posts

Total Tayangan Halaman

◾Menghitung tentang kebutuhan nutrisi pada pakan lele.

 

Kebutuhan Nutrisi pada lele.
Nutrisi (nutrition) untuk ikan adalah kandungan gizi yang dikandung pakan yang diberikan kepada ikan peliharaan. Apabila pakan yang diberikan kepada ikan peliharaan mempunyai kandungan nutrisi yang cukup, hal ini tidak saja akan menjamin hidup dan aktivitas ikan, tetapi juga akan mempercepat pertumbuhannya. Oleh karena itu, pakan yang diberikan kepada ikan selama dipelihara, tidak. hanya sekadar cukup dan tepat waktu, tetapi juga pakan tersebut harus memiliki kandungan gizi yang cukup. jika ikan mengonsumsi pakan yang kandungan nutrisinya rendah, akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, bahkan pada ikan timbul gejala-gejala tertentu yang disebut kekurangan gizi (malnutrition).

Ikan yang kekurangan gizi juga merupakan sumber dan penyebab penyakit. Pakan yang kandungan proteinnya rendah akan menghambat laju pertumbuhan ikan, proses reproduksi kurang sempurna dan dapat menyebabkan ikan 
menjadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak atau asam lemak akan menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat, kesulitan reproduksi dan warna kulit ikan tidak normal (kusam/suram). 
Kekurangan karbohidrat dan mineral jarang terjadi, kecuali yodium yang dapat meyebabkan gondok. kekurangan vitamin dapat mengakibatkan pertumbuhan Ikan menurun, mata ikan redup, anemia, kullt pucat dan pertumbuhan tulang belakang kurang baik.
​Selain kandungan nutrisinya lengkap, dalam artian seluruh zat gizi telah dikandung oleh pakan, juga komposisinya harus berimbang. Pakan yang tidak seimbang atau salah satu komponennya berlebihan dapat juga menimbulkan masalah. Kelebihan protein dan lemak dapat menimbulkan penimbunan lemak di hati dan ginjal (lipoid liver degeneration) sehingga ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang dan bengkak di sekitar perut. Kelebihan karbohidrat juga dapat menyebabkan penimbunan lemak dl hati dan organ dalam lainnya, rongga perut melebar, insang menjadi pucat, telur tertahan dan kualitasnya menurun.

Dengan demikian, sebelum membuat pakan, nutrisi yang dibutuhkan ikan perlu diketahui lebih dahulu. Banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan ini di samping tergantung pada spesies ikan, juga pada ukuran atau besamyn ikan serta keadaan lingkungan ikan itu hidup. Nilai nutrisi (gizi) pakan pada umumnya dilihat darl komposisi zat gizinya Beberapa komponen nutrisi yang penting dan harus tersedia dalam pakan Ikan, antara lain 

  • protein, 
  • lemak, 
  • karbohidrat, 
  • vitamin 
  • dan mineral.  

A. Protein

Protein merupakan senyawa organik kompleks, tersusun atas banyak asam amino yang mengandung unsur-unsur C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen) dan N (nitrogen) yang tidak dimliliki  oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor dan sulfur. Protein sangat penting bagi tubuh, karena zat ini mempunyai fungsi sebagai bahan-
bahan dalam tubuh serta sebagai zat pembangun, zat pengatur dan zat pembakar.

Sebagai zat pembangun, protein berfungsi membentuk berbagal jaringan baru untuk pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak, maupun bereproduksi. Sebagai zat pengatur, protein berperan dalam pembentukan enzim dan hormon penjaga dan pengatur berbagai proses metabolisme di dalam tubuh ikan. Sebagai zat pembakar, karena unsur karbon yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan sebagal sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.

Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar. Mutu protein sangat ditentukan oleh komponen usam amino penyusunnya. Asam amino ini banyak sekali dan 23 macam diantaranya telah diisolasi, serta yang terpenting diantaranya ada 20 macam.terbagi atas 10 macam asam amlno esensial dan 10 macam asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah asam Amino yang sangat dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya Asam amino esensial tidak dapat dibentuk atau tidak dapat disintesis oleh ikan yang bersangkutan. Jadi    ke-10 macam asam amino esensial ini harus tersedia dalam pakan untuk menjamin pertumbuhan ikan dengan baik. Sementara itu, asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh ikan itu sendiri dengan bantuan unsur-unsur lain dalam tubuh ikan tersebut, seperti nitrogen. 

Asam Amino EsensialAsam Amino Non Esensial
Leusin
Metionin
Isoliusin
Triptofan
Valin
Arginin
Treonin
Histidin
Fenilalamin
Lisin
Tirosin
Glisin
Alanin
Aspartis Acid
Glutamis Acid
Kistin
Prolin
Asparagin
Glutamin



Kebutuhan protein (asam amino) tiap-tiap jenis ikan berbeda-beda. Jumlah protein yang dibutuhkan ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain ukuran ikan, suhu air, jumlah pakan yang dimakan ikan, ketersediaan dan kualitas pakan alami, dan kualitas protein. Ikan gurami ukuran kecil membutuhkan protein yang cukup tinggi. Ikan lele ukuran 0,27g membutuhkan pakan yang mengandung protein 43.39% dan C/P 8 kkal g pakan (Mokoginta. 1995). Sementara lele yang berumur 2 bulan ke atas membutuhkan pakan yang mengandung protein minimal 20%. Namun untuk tumbuh optimal dlbutuhkan pakan yang mengandung protein antara 25%-30%.


Protein yang dlbutuhkan 110m pellharaan erat dengnn tlngkat protein optimum (optimum protein level) dalam pakan lkan tersebut. Janis lkan karnivora membutuhkan tingkat protein yang lebih tlnggl darlpada ikan herbivore. Ikan pada stadia larva membutuhkan protein yang lebih tinggi darlpada lkan dewasa. Di samplng itu, lingkungan perairan juga sangat memengaruhl protein yang dlbutuhkan ikan. Menurut Lovell (1989), tingkat protein optimum dalam pakan untuk pertumbuhan ikan berkisar antara 25% ~ 50%.

Dalam pembuatan pakan ikan, protein merupakan komponen penting, karenanya dalam penyusunan bahan (ramuan) pakan, dengan menghitung kandungan protein pakan, kebutuhan nutrlsi gurami budi daya sudah dapat dipenuhi. Artonya, untuk menyusun bahan (ramuan) pakan buatan bagi ikan budi daya, tidak semua gizi yang dibutuhkan (protein, kerbohidrat, lemak, vitamin dan mineral) diperhitungkan nliainya. Tapi cukup menghitung kebutuhan protein, total energl (kkal /100 g), persen protein. yang dapat dlcerna, dan asam amino (Methionine dan Arginine).


B. Lemak

Lemak dan minyak yang dalam istilah umum disebut lipid merupakan sumber energi paling tinggi dalam pakan ikan. Lemak dan minyak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Dasar perbedaan antara lemak dan mlnyak adalah pada titik cairnya (melting point). Lemak cenderung lebih tinggi titik cairya. molekulnya lebih berat, dan rantai molekulnya lebih panjang, dengan bentuk yang sama sepertl molekul mlnyak.

Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang paling besar di antara protein dan
karbohidrat. Satu gram lemak dapat menghasllkan 9 kkal per gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal per gram. Lemak juga menjadi sumber asam lemak, pospolipid, kolesterol dan sebagai pelarut pada proses penyerapan vitamin A, D, E dan K. Selain itu, lemak juga berfungsl membantu proses metabolisme, osmoregulasi, dan menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air serta untuk memelihara bentuk dan fungsi membran/jaringan (fosfolipida). Kelebihan lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi untuk kebutuhan energi dalam jangka panjang selama melakukan aktivltas atau selama periode tanpa makanan.





Asam amino esensial
Titik cair
Minyak ikan 21,8-38,0
Minyak jagunga 17,0-20,0
Minyak biji kapas 34,5
Minyak kelapa 23,0-28,0
Minyak kelapa sawit 24,0-30,0
Minyak kacang tanah 26,0-36,0
Minyak kacang kedelai 26,2-27,5
Lemak sapi 40,0-50,0
Lemak ayam 33,0-40,0
Lemak kelinci 35,0-50,0


Lemak mengandung asam lemak yang diklasifikaslkan sebagai asam lemak Jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh ditandai dengan adanya ikatan rangkap atau rantai jamak (poly-unsaturated fatty acids=PUFA) yang lebih banyak seri w3-nya daripada seri w6-nya. Sementara itu, asam lemak jenuh ditandai dengan tidak adanya ikatan rangkap. Sebagaimana pada protein yang diketahui adanya asam amino esensial dan asam amino nonesensial, maka pada lemak pun terdapat asam lemak esensial (ALE), sepertl asam linoleat (18:2n-6), asam lenolenat (18:3n-3), eicosapen taenoat/EPA (20:5n-3), dekosaheksaenoat/DHA (22:6n-3) dan asam arakidonat (arachidonic) yang merupakan asam lemak penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. 
Pakan yang baik mengandung lemak atau minyak antara 4-18% (Hastings, 1976; Djajasewaka, 1985; Chao dan Watanabe, 1985). Dalam pakan buatan, kadar lemak tidak boleh berlebihan. Huisman (1987) menyatakan bahwa kadar lemak yang tlnggi akan menyebabkan pengaruh sampingan yaitu penurunan konsumsi makanan dan pertumbuhan serta degenerasi hati. Sementara Yamada (1983) menjelaskan bahwa kelebihan lemak akan menimbulkan penyakit nutrlsi seperti hati berlemak atau pengendapan lemak pada otot atau usus yang menyebabkan kualitas ikan menurun dan mengurangi bobot tubuh.

Kelebihan lemak pada pakan dapat menimbulkan kerugian pada pakan maupun pada ikan. Walaupun penggunaan lemak berpengaruh terhadap rasa dan tekstur pakan, namun kandungan lemak yang berlebihan pada pakan akan memengaruhi mutu pakan, yaitu mudah mengalami oksidasi dan menghasilkan bau tengik. jika ikan terlalu banyak mengonsumsi lemak juga akan mengalami penimbunan lemak pada dinding rongga abdominal dan usus (viscera) sehingga terjadi gejala liver lipid degeneration (LLD). Kerusakan lain akibat kelebihan lemak adalah kerusakan pada ginjal, edema dan anemia yang dapat menimbulkan kematian.

Beberapa number lemak dapat ditambahkan ke dalam pakan ikan sebagai penambah sumber energi, seperti minyak ikan, minyak jagung, minyak kelapa, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai, mlnyak kelapa sawit dan sebagainya. Penambahan minyak ikan, minyak jagung atau minyak 
kacang kedelai ke dalam pakan ikan, selain memberi bau yang enak pada pakan, juga akan meningkatkan kualitas pakan ikan yang dapat mendukung pertumbuhan optimal ikan.

C. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri dari serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen (nitrogen free extract) atau dalam bahasa Indonesia disebut bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Jadl unsur-unsur karbohidrat terdiri atas karbon, hidrogen dan oksigen dalam perbandingan yang berbeda-beda. Karbohidrat dalam bentuk sederhana umumnya lebih mudah larut dalam air daripada lemak atau protein.

Menurut ukuran molekulnya, karbohidrat dlgolongkan menjadi monosakarida, disakarida dan polisakarida. Monosakarida (Cn(H20)n) sendlri dibagi menjadi empat golongan masing-masing triosa, tetrosa, pentosa dan heksosa. Dari golongan monosakarida yang paling banyak terdapat dalam sel adalah pentosa dan heksosa. Dari golongan pentosa yakni ribosa dan dioksiribosa yang membentuk lnti. Sementara dari golongan heksosa misalnya fruktosa, glukosa dan galaktosa. 
Dhakarida (C12 H22 O11) ada beberapa macam, misalnya sukrosa (gula tebu), maltosa (gula anggur) laktosa (gula susu) dan selobiosa (hasil hidrolisa tak sempurna selolusa). Sementara itu, polisakarida merupakan rangkaian molekul

sakarida yang banyak dan memanjang. Yang termasuk polisakarida antara lain selulosa, glikogen, dekstrin. amilum, kalsium pektat, lignin, khitin, inulin, amilosa dan amilopektrin. Berdasarkan sifat kimianya karbohidrat terdiri atas bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan serat kasar (SK). Peran BETN dan SK pada masing-masing hewan berbeda-beda.
Demikian juga antisipasi terhadap sistem pcncernaannya, sehingga susunan formula pakan untuk masing-masing hewan )uga berbeda.

Pada pakan ayam dan lkan, satuan analisis energl berdasarkan pada metabolisme energl (ME) dalam bentuk kilokalori per kilogram pakan. Sementara pada sapi dan kambing satuan analisis energinya berdasar pada persentase total digestible nutrient (T DN). Hal ini tentunya berkaitan dengan cara kerja pencrnaan sapi dan kambing yang dapat memanfaatkan serat kasar sebagai sumber energi dan unsur karbon sebagai kerangka karbon dalam pembentukan protein bakteri dalam perut besar, yang kemudian menjadi number protein bagi sapi dan kambing.

Pencernaan karbohidrat pada ikan sangat bervariasi tergantung kompleksitas molekulnya. Namun karbohidrat yang tercerna dapat dlmanfaatkan sebagal sumber energi. Selain kompleksitas molekul karbohidrat, teknlk pengolahan pakan bisa mempengaruhi tersedianya karbohidrat untuk ikan.

Bahan tepung mengandung karbohidrat sekitar 1,2-2,0 kkl ME /kg. Scmentara ME tepung yang sudah dimasak dapat naik menjadi sekitar 3,2 kkal/g. Karena dalam tubuh ikan hampir tidak mengandung karbohidrat, kecuali jumlah yang sangat kecll pada hati dan glikogen otot, maka karbohidrat dalam makanan ikan hanya digunakan sebagai sumber energl. Oleh karena itu, makanan harus diberikan dalam keseimbangan yang layak dengan nutrien makro lainnya. 

Karbohidrat dalam bentuk yang sederhana umumnya lebih mudah larut dalam air daripada lemak atau protein: Di dalam alat pencernaan ikan memerlukan enzim-enzim tertentu yang dapat memecah disakarida dan polisakarida menjadi monosakarida yang mudah diserap oleh ikan. Beberapa enzim tertentu dapat diberikan oleh bakteri yang terdapat di dalam usus ikan tersebut. Sementara beberapa jenis ikan tertentu mempunyai pyloric caeca pada alat pencenaannya yang mengandung enzim-enzim seperti maltase, sukrase, laktase, amilase dan enzim lainnya yang bafungsi dalam mencerna karbohidrat. 

kebutuhan karbohidrat pada pakan ikan bergantung pada jenis ikannya. Berdasarkan penelitian Wilson (1994), kadar karbohidrat untuk ikan di daerah tropis antara 25-40%.
Tingkat pemanfaatan karbohidrat oleh tubuh ikan dipengaruhi oleh kemampuan mencerna karbohidrat dan kemampuan untuk memanfaatkan glukosa.
Sebagai lkan omnivora, lele dapat memanfaatkan karbohidrat tanaman. Ikan lele ukuran 25 g yang diberikan pakan yang mengandung karbohidrat 39,1541,48% memberikan pertumbuhan terbaik.sedangkan untuk benih lele (0,45 g) antara 26,50-27,04%.

Karbohidrat dan lemak mempunyai sparing efect pada penggunaan atau pemanfaatan protein. Pakan dengan kadar protein tinggi tetapi  tidak cukup mengandung energi yang berasal dari non-protein (lemak dan karbohidrat,akan menyebabkan adanya konversi pakan yang relatif tinggi.
Penggunaan kedua nutrisi ini dalam pakan harus ada pada kadar atau rasio yang tepat karena apabila kelebihan atau kekurangan akan memberikan dampak negatif pada ikan yang diberi pakan tersebut. 

Karbohidrat dalam makanan lkan terdiri dari serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakan ikan akan memengaruhi daya cerna dan penyerapan di dalam alat pencernaan ikan. Selain itu, kandungan serat kasar yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya sisa metabolisme dan akan mempercepat penurunan kualitas air. Kandungan serat kasar yang tinggi (lebih dari 8%) akan mengurangi kualitas pakan ikan, sedang kandungan serat kasar yang rendah (di bawah 8%) akan menambah baik struktur pakan ikan dalam bentuk pelet.

Bahan-bahan pakan yang banyak mangandung karbohidrat adalah jagung, beras, tepung terigu, dedak halus, tepung tapioka, tepung sagu dan beberapa bahan lalnnya .
Sebagian bahan di atas, selain sebagai sumber karbohidlrat juga berfungsi sebagai bahan perekat (binder) dalam pembuatan pakan ikan. 

Walaupun karbohidrat per gram hanya menghasilkan energi lebih sedikit daripada lemak ataupun protein,tetapi karbohidrat masih merupakan pemasok energi termurah. Biji-bijian (cerealia) mengandung 60-70% karbohidrat terutama dalam bentuk tepung. Biji-bijian dan limbah bijian-bijian biasanya merupakan bahan pakan yang paling murah. 

D. Vitamin

Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh ikan dalam jumlah yang sedikit, tetapi sangat penting untuk mempertahankan pertumbuhan dan pemeliharaan ‘kondisl ' tubuh ikan. Pada umumnya vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh ikan sehingga harus tersedia dalam pakan. Ditinjau dari sifat-sifat fisiknya, vitamin dibagi ke dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air antara lain tiamin (Bl), riboflavin (B2), asam pantotenat (B6), biotin dan kobalamin (B12)! vitamin C dan lain-lain. Sementara ltu, vitamin yang larut dalam lemak ahtara lain retinola (vitamin A), kolekalsiferol atau elgoklasiferol (vitamin D), alfa tokoferol (vitamin E) dan menadion (vitamin K).

Fungsi utama vitamin secara umum adalah : (1) sebagai bagian dari enzim atau ko-enzim sehingga dapat mengatur berbagai proses metabolisme; (2) mempertahankan fungsi berbagai jaringan tubuh; (3) memengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru; dan (4) membantu dalam pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh. Sementara itu, fungsi Spesifik dari beberapa vitamin antara lain, Vitamin B1, B6 dan B12 untuk menunjang pertumbuhan serta dapat 
  

merangsang nafsu makan ikan. Vitamin B2 berperan dalam pertumbuhan dan pertukaran zat-zat makanan (seperti karbohidrat, lemak dan protein) dari sel-sel dalam tubuh ikan serta untuk proses reproduksi. Vitamin A berfungsi untuk menunjang kesehatan mata, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk proses metabolisme dari mineral (terutama kalsium dan fosfor). Vitamin E berpengaruh terhadap pergerakan ikan maupun dalam proses reproduksi, sedangkan vitamin K berpengaruh dalam proses pembekuan darah. Vitamin C berpengaruh terhadap kemampuan tubuh dalam mengatasi stres dan pertumbuhan ikan. Peranan vitamin C dalam meningkatkan kemampuan ikan untuk mengatasi stress berkaitan dengan produksi norepineprin dan epineprin dalam biosintesis katekolamin. Menurut Murray et al. (1999) katekolamin berperan memacu proses glukoneogenesis dan glikogenolisis dalam penyediaan glukosa darah untuk dipakai sebagai sumber energi. Selanjutnya energi ini digunakan untuk menahan goncangan fisiologis tubuh akibat stres (Pickering, 1981).

Jika vitamin C tersedia dalam jumlah yang cukup, pembentukan kolagen akan normal dan ini akan mendukung pertumbuhan dan akhirnya efisiensi pemanfaatan pakan meningkat. Kolagen ini merupakan komponen protein yang terbanyak, yaitu sekitar 25-30% dari total protein tubuh (Combs, 1992). Berdasarkan peran vitamin C tersebut, ikan dapat memanfaatkan protein dan melakukan sitensis kolagen dengan baik, sehingga pada akhirnya tercapai pertumbuhan optimal.
Walaupun, jumlah vitamin yang diperlukan ikan sangat sedikit dibandingkan dengan zat makanan lainnya. Namun’ kekurangan dari salah satu vitamin akan menyebabkan gejala tidak normal pada ikan sehingga akan mengganggu proses pertumbuhannya. Secara umum, defisiensl vitamin akan menimbulkan gejala tidak normal dalam hal morfologl maupun fisiologi ikan. Kekurangan vitamin dalam pakan tidak langsung menyebabkan kematlan, tetapi bersifat kronis. Karena reaksi enzim biasanya memerlukan ko-enzim kimia sehingga jika kekurangan vitamin tersebut cukup serius menyebabkan aktivitas enzim kimia menurun, sehingga fungsi sel akan terganggu, nafsu makan ikan menurun, stres, hilangnya keseimbangan, pendarahan pada insang, pertumbuhan tidak normal seperti skoliosis (bentuk badan ikan bengkok ke depan) dan lordosis (bentuk badan ikan bengkok). Pada akhirnya, akan terjadi kerusakan sel dan dapat menyebabkan kematian. Kematian yang nyata akibat kekurangan vitamin biasanya terjadi pada minggu ketujuh dan minggu kesembilan. 

Kebutuhan vitamin, sangat dipengaruhi oleh jenis ikan,
laju pertumbuhan, komposisi pakan, kondisi fisiologis ikan

serta lingkungan perairan. Kebutuhan vitamin menurun dengan meningkatnya ukuran lkan (Bonyaratpalin, et.al., 1998). Ada sebanyak 15 jenis vitamin yang sangat diperlukan oleh ikan, yaitu vitamin A, E, D3, K3, B2,B1,B12,C,piridoxin, pantotenat, nikotinat, biotin, asam folat, kolln klorida dan inositol. 

Dalam pembuatan pakan, ke-15 vitamin tersebut dicampur dalam pakan dan sering disebut dengan vitamin premix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan berat dan efisiensi pakan akan menurun jika dalam pakan kekurangan vitamin Bl dan B2 untuk pemeliharaan selama 60 hari dan terjadi gejala-gejala anoreksia, pertumbuhan lambat
berenang di permukaan, menyendiri,luka-luka pada bibir bawah kematian jika vitamin B6 kurang tersedia dalam pakan. 

E. Mineral

Mineral merupakan bahan anorganik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah yang sedikit, tetapi mempunyai fungal yang sangat penting. Berbagai proses di dalam tubuh memerlukan zat-zat mineral ini. Fungsi utama mineral lalah sebagai komponen utama dalam struktur gigi dan tulang eksoskeleton, menjaga keseimbangan asam-basa, menjaga keseimbangan tekanan osmosis dengan lingkungan perairan, struktur dari jaringan dan sebagai penerus dalam sistim saraf dan konstraksi otot, fungsi metabolisme, sebagai komponen utama dari enzim, vitamin, hormon, pigmen dan sebagai enzim aktivator.


Baca juga: